Rabu, 29 Oktober 2008

EVALUASI KUALITAS TANAH INCEPTISOL DI KEBUN SAMPALI PTPN II KECAMATAN PERCUT KABUPATEN DELI SERDANG

PENDAHULUAN



Latar Belakang


Entisol merupakan tanah-tanah yang cenderung menjadi tanah asal yang baru. Mereka dicirikan oleh kenampakan yang kurang muda dan tanpa horison genetik alamiah, atau juga mereka hanya mempunyai horison-horison permulaan. Pengertian Entisol adalah tanah-tanah dengan regolit dalam atau bumi tidak dengan horison, kecuali mungkin lapis bajak. Beberapa Entisol, meskipun begitu mempunyai horison plaggen, agrik atau horizon E (albik); beberapa mempunyai batuan beku yang keras dekat permukaan (Foth, 1995).
Entisol dicirikan oleh bahan mineral tanah yang belum membentuk horison pedogenik yang nyata, karena pelapukan baru diawali , atau hasil bahan induk yang sukar lapuk seperti pasir kuarsa, atau terbentuk dari batuan keras yang larutnya lambat seperti batu gamping, atau topografi sangat miring sehingga kecepatan erosi melebihi pembentukan horison pedogenik, atau pencampuran horison oleh pengolahan tanah atau hewan (Darmawijaya, 1992).
Entisol terpilah atas 5 sub ordo berdasarkan sebabnya tidak terbentuk horison diagnostik. Pertama meliputi tanah di bawah pengaruh aquik moisture regime, sehingga selalu basah. Kedua meliputi tanah yang tidak basah terdiri atas alluvium baru membentuk lapisan-lapisan. Ketiga mencakup tanah lereng yang tererosi. Keempat terdiri atas tanah pasir baik lama maupun baru. Sub ordo kelima Entisol terdiri atas tanah dengan horison yang tercampur oleh pengolahan tanah yang dalam (Darmawijaya, 1992).

TINJAUAN PUSTAKA



Sifat Fisik Tanah Entisol


Tekstur

Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya kurang dari 2 milimeter). Pada beberapa tanah, kerikil, batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah yang ada juga mempengaruhi tekstur dan mempengaruhi penggunaan tanah (Foth, 1995).
Di laboratorium, tekstur tanah umumnya ditetapkan melalui dua metode, yaitu : metode pipet (kurang teliti) atau metode hydrometer”Bouyoucos” (lebih teliti), yang keduanya didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-partikel tanah di dalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang berkerapatan (density) sama dalam suatu larutan akan meningkat secara linear apabila radius partikel bertambah secara kuadratik (Hanafiah, 2005).
Tekstur tanah seolah-olah tidak dapat diubah-ubah. Oleh sebab itu, dianggap sebagai sifat dasar tanah yang sampai batas tertentu dapat menentukan tingkat produktivitas atau nilai ekonomis suatu wilayah. Pengelompokan bahan mineral tanah ke dalam bagian-bagian utama (fraksi/butir primer), yaitu tekstur pasir, debu dan liat yang disebut juga matriks tanah ditentukan berdasarkan ukuran butir-butir mineral tersebut dalam millimeter (Sarief, 1989).


Struktur

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organic, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda (Hardjowigeno, 2003).
Struktur tanah dapat dikatakan baik apabila di dalamnya terdapat penyebaran ruang pori-pori yang baik, yaitu terdapat ruang pori di dalam dan diantara agregat yang dapat diisi air dan udara dan sekaligus mantap keadaannya. Agregat tanah sebaiknya mantap dan tidak mudah hancur oleh adanya gaya dari luar seperti pukulan butiran air hujan. Dengan demikian tidak mudah atau tahan erosi sehingga pori-pori tanah tidak gampang tertutup oleh partikel-partikel tanah halus sehingga infiltrasi tertahan dan run off menjadi besar. Struktur tanah yang jelek tentunya sebaliknya dengan keadaan tersebut di atas (Sarief, 1989).
Struktur mengubah pengaruh tekstur dengan memperhatikan hubungan kelembaban dan udara. Ukuran makroskopis sebagian besar berakibat terhadap ruang-ruang antar ped yang lebih besar daripada ruang-ruang yang sama yang ada diantara partikel-partikel pasir, debu dan liat yang berdekatan di dalam ped. Hal ini merupakan akibat struktural pada hubungan ruang pori yang membuat struktur menjadi begitu penting. Gerakan udara dan air dipermudah (Foth, 1995).

Bulk Density Tanah
Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya bulk density berkisar dari 1.1-1.6 g/cc. Beberapa jenis tanah mempunyai bulk density kurang dari 0.90 g/cc (misalnya tanah Andisol), bahkan ada yang kurang dari 0.10 g/cc (misalnya tanah gambut) (Hardjowigeno, 2003).
Kerapatan massa adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikeringovenkan per satuan volume. Nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin kasar akan makin berat. Tanah lapisan atas yang bertekstur liat dan berstruktur granuler mempunyai BI antara 1.0-1.3 g/cm-3, sedangkan yang bertekstur kasar berBI antara 1.3-1.8 g/cm-3. BI air= 1 g/cm3=1 ton/m3 (Hanafiah, 2005).
Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan tanah, bahan organik, pemadatan oleh alat-alat pertanian, tekstur, struktur, dan kandungan air tanah. Nilai ini banyak dipergunakan dalam perhitungan-perhitungan seperti dalam penentuan kebutuhan air irigasi, pemupukan, pengolahan tanah, dan lain-lain (Sarief, 1989).

Warna

Warna tanah adalah salah satu sifat tanah yang dengan mudah dapat dilihat dan dapat menunjukkan terutama sifat fisiknya. Warna tanah merupakan campuran dari komponen-komponen warna lain yang terjadi oleh pengaruh berbagai faktor atau senyawa tunggal atau bersama yang memberikan jenis warna tertentu (Sarief, 1989).
Warna abu-abu terang atau mendekati putih kadang-kadang merupakan tanda dari bahan induk seperti marl atau pasir kuarsa dan dimana kondisi ini tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman serta akumulasi bahan organik pada tanah. Di daerah-daerah arid dan sub humid, tanah-tanah permukaan dapat menjadi putih cenderung mengevaporasikan air dan mengakumulasi garam yang terlarut; horison-horison sub soil yang putih dapat cenderung membatasi pencucian dan akumulasi kalsium karbonat. Pencucian oksida besi dari horison E di tanah daerah hutan yang basah berkembang, dari bahan induk pasir kuarsa yang menghasilkan horison-horison yang abu-abu terang (Foth, 1995).
Warna gelap tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi dari bahan organik yang terdekomposisi. Jadi, dengan cara praktis persentase bahan organik di dalam tanah di estimasi berdasarkan warnanya. Bahan organik di dalam tanah akan menghasilkan warna kelabu gelap, cokelat gelap, kecuali terdapat pengaruh mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga sering terjadi modifikasi dari warna-warna di atas (Hakim, dkk, 1986).

Erosi
Erosi adalah proses hilangnya atau terangkutnya tanah di permukaan. Erosi merupakan kejadian alami yang berlangsung sejak bumi ini terbentuk. Banyak agen penyebab erosi, tetapi yang utama adalah air dan angin. Pengaruh buruk erosi baik di daerah pegunungan maupun hasil pendangkalannya di daerah lembah semula dianggap tidak penting, dan baru akhir-akhir ini diperhatikan (Hakim, dkk, 1986).
Erosi berlangsung secara alamiah (normal atau geological erosion) yang kemudian berlangsungnya itu dipercepat oleh beberapa tindakan atau perlakuan manusia terhadap tanah dan tanaman yang tumbuh diatasnya. Pada erosi alamiah tidak menimbulkan malapetaka bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan, karena dalam peristiwa ini banyaknya tanah yang terangkut seimbang dengan pembentukan tanah, sedang pada erosi yang dipercepat sudah dipastikan banyak menimbulkan kerugian kepada manusia seperti bencana banjir, kekeringan, turunnya produktivitas tanah. Pada peristiwa erosi (yang dipercepat) volume penghanyutan tanah adalah lebih besar dibandingkan dengan pembentukan tanah, sehingga penipisan lapisan tanah akan berlangsung terus yang pada akhirnya dapat melenyapkan atau terangkut (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).
Suatu tipe erosi yang sedikit diperhatikan selama tahun belakangan ini adalah percikan atau penghamburan partikel tanah yang kecil oleh hempasan butir-butir hujan. Pada mulanya peristiwanya seperti tak berarti, tetapi bila pertimbangan diberikan kepada jumlah yang besar butir-butir air hujan yang menghantam satu meter persegi permukaan tanah selama satu jam hujan dan gaya yang dihasilkan karena hantaman tersebut, akan terlihat bahwa pengaruh kehilangan dan pemindahan partikel tanah mungkin dapat dipertimbangkan (Foth, 1995).

Drainase

Drainase dari tanah basah juga menambah panjangnya musim tanam di daerah-daerah dimana temperatur tanah rendah dan ancaman musim es membatasi pertumbuhan tanaman. Drainase menurunkan kandungan air di musim semi, menyebabkan tanah menjadi panas sangat cepat. Temperatur tanah yang tinggi pada awalnya dikaitkan tanah kering yang dapat dibajak lebih awal sehingga tanaman segera tumbuh baik (Foth, 1995).
Tujuan utama drainase di lahan pertanian dan kehutanan adalah menurunkan muka air tanah untuk meningkatkan kedalaman dan efektivitas daerah perakaran. Ini berarti bahwa jumlah hara yang mungkin dapat diserap oleh tanaman dapat dipertahankan pada level yang tinggi. Dengan hilangnya kelebihan air dalam tanah karena drainase, mengakibatkan turunnya panas jenis tanah sehingga menurunkan jumlah energi untuk menaikkan suhu tanah (Hakim, dkk, 1986).
Klas drainase ditentukan di lapang dengan melihat adanya gejala-gejala pengaruh air dalam penampang tanah. Gejala-gejala tersebut antara lain adalah warna pucat, kelabu atau adanya bercak-bercak karatan. Warna pucat atau kelabu kebiru-kebiruan menunjukkan adanya pengaruh genangan air yang kuat, sehingga merupakan petunjuk adanya tanah berdrainase buruk. Adanya karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat masuk ke dalam tanah setempat-setempat sehingga terjadi oksidasi di tempat tersebut dan terbentuk senyawa-senyawa Fe+++ yang berwarna merah. Bila air tidak pernah menggenang sehingga tata udara dalam tanah selalu baik, maka seluruh profil tanah dalam keadaan oksidasi (Fe+++). Oleh karena itu, seluruh tanah umumnya berwarna merah atau cokelat (Hardjowigeno, 2003).

Sifat Kimia Tanah Entisol


pH

Telah ditandai bahwa pH tertentu cenderung dikaitkan dengan suatu kumpulan bagian kondisi tanah. Tanah dengan pH 8 dan diatasnya biasanya didominasi oleh hidrolisa karbonat dan mereka terutama dikembangkan dari bahan induk yang berkapur. Pelapukan dan pencucian berlangsung minimal. hidrolisis karbonat dan untuk mengurangi perluasan hidrolisa basa dapat ditukar, mengendalikan pH pada beberapa Entisol muda dan Inceptisol, tanah dengan regim kelembaban tanah ridik, ridisol dan beberapa vertisol, dimana kandungan liat yang menggembung yang tinggi menghambat pemindahan basa dalam karbonat melalui pencucian (Foth, 1995).
Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH nya dengan penambahan belerang (Hakim, dkk, 1986).
Menurut Redaksi Agromedia (2008) menyatakan bahwa reaksi tanah dibagi atas sangat asam sampai basa sangat kuat yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Reaksi Tanah Berdasarkan pH Tanah

Nilai pH Tanah Reaksi Tanah
< 4 Sangat asam
4,0-5,5 Asam kuat
5,5-6,5 Asam sedang
6,6-6,9 Asam ringan
7,0 Netral
7,1-7,5 Basa ringan
7,5-8,5 Basa sedang
8,5-9,0 Basa kuat
>9,0 Basa sangat kuat

Bahan Organik Tanah
Sumber utama bahan organik bagi tanah berasal dari jaringan tanaman, baik berupa sampah-sampah tanaman (seresah) ataupun sisa-sisa tanaman yang telah mati. Sumber bahan organik lainnya adalah hewan (ternak, unggas, dll). Hewan adalah pemakan berbagai tanaman. Limbah atau kotorannya ataupun kalau hewan itu sudah mati, kesemuanya ini merupakan bahan organik yang diperlukan tanah-tanah pertanian. Bahan-bahan organik yang berasal dari seresah, sisa-sisa tanaman yang telah mati, limbah atau kotoran hewan dan bangkai hewan itu sendiri, di dalam tanah akan diaduk-aduk dan dipindah-pindahkan oleh jasad renik, yang selanjutnya dengan kegiatan berbagai jasad tanah (terutama jasad renik tanah) bahan organik itu melalui berbagai proses yang rumit dirombak menjadi bahan organik tanah yang mempunyai arti penting seperti di atas (Sutedjo, 2002).
Tabel 2. Harkat Bahan Organik, C-Organik dan Nisbah C/N pada Tanah Mineral


Harkat Bahan Organik (%) C-Organik
(%) Nisbah C/N
Sangat tinggi > 6,0 > 3,50 > 25
Tinggi 4,3-6,0 2,51-3,50 1-25
Sedang 2,1-4,2 1.26-2,50 11-25
Rendah 1,0-20 0,60-1,25 8-10
Sangat rendah < 1,0 < 0,60 <8

Sumber primer bahan organik tanah maupun seluruh fauna dan mikroflora dan jaringan organik tanaman, baik berupa daun, batang/cabang, ranting, buah maupun akar, sedangkan sumber sekunder berupa jaringan organik fauna termasuk kotorannya serta mikroflora. Dalam pengelolaan bahan organik tanah, sumbernya juga berasal dari pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang (kotoran ternak yang telah mengalami dekomposisi), pupuk hijau dan kompos, serta pupuk hayati (inokulan) (Hanafiah, 2005).
Berbeda sumber bahan organik tanah tersebut akan berbeda pula pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut. Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan binatang. Pada umumnya jaringan binatang lebih cepat hancur daripada jaringan tumbuhan (Hakim, dkk, 1986).

Sifat Biologi Tanah Entisol


Cacing tanah

Cacing tanah mungkin dikenal sebagai pemindah tanah terbesar. Darwin mengamati secara luas cacing tanah dan menemukan bahwa mereka mungkin menumpuk 4 sampai 6 metrik ton buangan setiap hektar (10-15 ton per are) setiap tahun pada permukaan tanah, menghasilkan penambahan setebal 2.5 cm setiap 12 tahun. Aktivitas ini memberikan hasil suatu lapisan permukaan berwarna pada tanah-tanah hutan dan batu-batu yang terkubur serta bahan lain yang terletak diatas tanah. Timbunan bahan-bahan ini penting bagi arkeolog (Foth, 1995).
Kotoran cacing tanah di tanah yang diolah dapat mencapai berat 16000 pon/are. Dibanding dengan tanah itu sendiri, dalam kotoran terkandung bahan organik yang lebih tinggi, berupa N-total dan nitrat, Ca dan Mg yang bertukar, P-tersedia, pH dan % kejenuhan basa dan kemampuan penukaran basa. Hasil ini menyokong pengamatan dalam pasal yang terdahulu dalam hubungannya dengan peningkatan pertumbuhan yang diamati dan disekitar kotoran cacing tanah (Buckman and Brady, 1982).
Kehidupan cacing itu sendiri juga sangat dipengaruhi oleh kemasaman dan kesuburan tanah. Tanah yang kaya kapur, kaya bahan organik akan mengandung cacing lebih banyak. Vegetasi juga mempengaruhi jumlah cacing dalam tanah. Jumlah cacing yang terdapat di bawah padang rumput jauh lebih banyak daripada di bawah hutan, atau tanah-tanah pertanian (Hakim, dkk, 1986).






BAHAN DAN METODA



Tempat dan Waktu Percobaan


Percobaan ini dilaksanakan di Desa Pao Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 7 mdpl. Percobaan ini dilaksanakan pada pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah :
- Entisol sebagai sampel tanah yang akan damati
- Aquades untuk mencampur tanah
- Natrium phyrofosfat untuk memisahkan fraksi debu dan pasir
- K2Cr2O7 1 N untuk menghancurkan C-organik
- Asam sulfat pekat utuk memanaskan tanah
- Asam fosfat 85%
- Fro amonium sulfat sebagai pentitrasi C-Organik
- Diphenilamine NaF 4%

Alat
Adapun alat yang digunakan adalah
- Kantong plastik sebagai tempat tanah
- Cangkul untuk mencangkul
- Tabung reaksi untuk menganalisa tanah
- Oven untuk mengeringkan tanah
- Erlemenyer untuk tempat tanah
- Shaker untuk menguncang tanah
- Ring sampel untuk tempat contoh tanah
- Ayakan untuk mengayak tanah
- Timbangan untuk menimbang
- Hidrometer untuk menentukan tekstur tanah
- pH meter untuk mengukur pH
- Pipet tetes untuk menteteskan larutan kimia
- Kalkulator untuk menghitung

Metode Percobaan

Tekstur Tanah
Adapun metode yang digunakan adalah analisa mekanis dengan hydrometer.
Struktur Tanah
Adapun metode yang digunakan adalah metode by feeling.
Bulk Density (Kerapatan massa tanah)
Adapun metode percobaan yang digunakan adalah metode ring sampel.
Warna Tanah
Adapun metode percobaan yang digunakan adalah pengamatan secara visual.

pH Tanah
Adapun metode yang digunakan adalah dengan elektrometri.
Penetapan Bahan Organik Tanah
Adapun metode yang digunakan adalah metode Walkey and Black.

Prosedur Percobaan

Di Lapangan
- Ditentukan daerah yang akan jadi objek pengamatan, yaitu Desa Pao.
- Disediakan 2 buah ring sample untuk mengambil contoh tanah tidak terganggu di lapangan
- Ditentukan titik-titik daerah sebagai tempat pengambilan ring sample
- Dimasukkan ring sample ke dalam tanah, kemudian tanah di sekitar ring sample di sisihkan agar ring sample dapat di angkat
- Dibawa ring sample untuk kemudian di analisa di laboratorium
- Semua prosedur diatas adalah untuk menganalisa Bulk Density (BD) tanah Entisol
- Dimasukkan kira-kira 5 kg tanah terganggu kedalam plastik untuk kemudian dianalisa di laboratorium, hal ini dilakukan sebagai bahan untuk menganalisa tekstur, pH, dan bahan organik di laboratorium
- Diamati keadaan komoditi yang ditanam disana
- Diperhatikan pula keadaan drainasenya, dan dicatat hasilnya
- Diamati pula jumlah cacing tanah yang ada dan produksi tanamannya
- Dicatat semua data yang diamati
- Dibawa ke laboratorium sample tanah terganggu dan tidak terganggu untuk kemudian dianalisa sifat fisik dan kimia tanah Entisol

Di Laboratorium
Analisa BD
- Ditimbang terlebih dahulu berat ring sample, dan kemudian ditimbang ring sample beserta tanah di dalamnya, dicatat hasilnya
- Diovenkan ring sample berikut tanahnya selama 24 jam, kemudian ditimbang berat tanah kering ovennya
- Dihitung volume tanah kering ovennya dan kemudian dicatat hasilnya
Dihitung hasil pengamatan melalui data yang diperoleh dengan menggunakan rumus :

Analisa Tekstur
- Ditimbang 25 g tanah kering udara , kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 cc
- Ditambahkan 50 mL larutan Natrium Pyrophospat, dikocok sampai rata, biarkan semalam
- Digoncang selama 15 menit pada alat shaker
- Dipindahkan ke dalam silinder 500 mL dan ditambahkan aquades sampai tanda 500 mL pada gelas ukur
- Dikocok 20 kali sebelum pembacaan, bila perlu ditambahkan Amyl alkohol untuk menghilangkan buih yang dapat mengganggu pembacaan
- Dilakukan pembacaan Hydrometer I setelah 40 detik dari saat pengocokan
- Dimasukkan lagi Hydrometer untuk pembacaan II setelah 2 jam, untuk memperoleh liat
- Dicatat hasilnya dengan menggunakan beberapa rumus berikut :

Analisa pH

- Dimasukkan masing-masing 10 g tanah ke dalam botol kocok
- Ditambahkan air dengan perbandingan 1 : 2,5
- Digoncang pada alat penggoncang selama 15 menit
- Diukur pH-nya dengan pH meter


Analisa Bahan Organik
- Ditimbang 0,5 g tanah kering udara
- Dimasukkan ke dalam erlemenyer 500 cc
- Ditambahkan 5 ml k2cr2o7 1 n
- Goncang dengan tangan
- Ditambahkan 10 ml h2so4 pekat kemudian goncang 3-4 menit
- Diamkan selama 30 menit
- Ditambahkan air suling dan 5 ml h3po4 85%, naf 4% 2,5 ml
- Ditambahkan 5 tetes diphenilamine dan digoncang
- Titrasi dengan fe(nh4)2(so4)2 0,5 n dari buret hingga warna berubah menjadi hijau
- Dilkukan percobaan dengan tanpa tanah untuk mendapatkan volume titrasi fe(nh4)2(so4)2 0,5 n untuk blanko
- Dihitung persen bahan organik dengan rumus :

Dimana
T = volume titrasi Fe(NH4)2(SO4)2 0,5 N dengan tanah
S = volume titrasi Fe(NH4)2(SO4)2 0,5 N blanko (tanpa tanah)
% B.O = 1,72 x % C







HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil



Tekstur Tanah Struktur Tanah Warna Tanah Drainase Bulk Density pH Tanah Bahan Organik Vegetasi Organisme
Lempung berliat Gumpal Abu-abu kehitaman buruk 1,37 g/cm3
1,47 g/cm3 6,38 0,5031 Kangkungterong, pisang, kelapa, rumput-rumputan Cacing tanah 22/m2
kodok

Perhitungan
a. Tekstur Tanah
PH 1 (Pembacaan Hidrometer 1) = 17,5
PH 2 (Pembacaan Hidrometer 2) = 10
BCT (Berat Contoh Tanah) = 25 gram




b. Bulk Density
Volume Tanah =
BTKO 1 = 237,4 g
BTKO 2 = 240,3
BD 1 =
BD 2 =
c. Penetapan Bahan Organik
titrasi Fe(NH4)2(SO4)2 0,5 N dengan tanah 11,1
titrasi Fe(NH4)2(SO4)2 0,5 N dengan blanko 12
berat contoh tanah 0,5 gram

=
= 0,2925
% B.O = 1,72 x % C
= 1,72 x 0,2925
= 0,5031

Pembahasan


Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh tekstur tanah Entisol adalah lempung berliat. Tekstur ini ditentukan berdasarkan analisa di laboratorium yaitu dengan menggunakan metode hydrometer”Bouyoucos”, metode ini lebih teliti sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hanafiah (2005) yang menyatakan bahwa metode hydrometer”Bouyoucos”, (lebih teliti), yang didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-partikel tanah di dalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang berkerapatan (density) sama dalam suatu larutan akan meningkat secara linear apabila radius partikel bertambah secara kuadratik.
Diperoleh hasil bahwa tanah Entisol memiliki struktur gumpal, dimana agregat tanahnya cukup kuat untuk saling berikatan satu sama lain. Sehingga jika turun hujan maka agregat tanahnya tidak mudah hancur dan tahan terhadap erosi. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Sarief (1989) yang menyatakan bahwa agregat tanah sebaiknya mantap dan tidak mudah hancur oleh adanya gaya dari luar seperti pukulan butiran air hujan. Dengan demikian tidak mudah atau tahan erosi sehingga pori-pori tanah tidak gampang tertutup oleh partikel-partikel tanah halus sehingga infiltrasi tertahan dan run off menjadi besar.
Berdasarkan pengamatan secara visual di lapangan dapat diketahui bahwa warna tanah Entisol adalah abu-abu kehitaman. Hal ini terjadi karena terdapat bahan organik pada tanah tersebut sehingga menunjukkan warna kehitaman. Namun, warnanya masih didominasi warna abu-abu, disebabkan karena pada tanah ini sering terjadi akumulasi garam-garam berhubung karena lokasinya sangat dekat dengan laut. Hal inilah yang menyebabkan modifikasi dari warna tersebut. Hal ini dikemukakan juga oleh Hakim, dkk, (1986) yang menyatakan bahwa bahan organik di dalam tanah akan menghasilkan warna kelabu gelap, cokelat gelap, kecuali terdapat pengaruh mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga sering terjadi modifikasi dari warna-warna di atas.
Tanah Entisol di desa Pao ini sering terendam air akibat daerah ini memiliki ketinggian yang hampir sama dengan permukaan laut. Sehingga jika terjadi hujan maka akan terjadi banjir karena air laut mengalir ke daerah tersebut. Hantaman air hujan dan genangan oleh air laut menyebabkan daerah ini mengalami erosi, walaupun tidak terlalu besar. Hal ini sesuai dengan literatur yang dikemukakan oleh Foth (1995) yang menyatakan pada mulanya peristiwanya seperti tak berarti, tetapi bila pertimbangan diberikan kepada jumlah yang besar butir-butir air hujan yang menghantam satu meter persegi permukaan tanah selama satu jam hujan dan gaya yang dihasilkan karena hantaman tersebut, akan terlihat bahwa pengaruh kehilangan dan pemindahan partikel tanah mungkin dapat dipertimbangkan.
Tanah Entisol pada daerah ini memiliki drainase buruk. Kriterianya dapat berupa warna yang keabu-abuan (kelabu) karena pengaruh penggenangan yang kontinu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa gejala-gejala tersebut antara lain adalah warna pucat, kelabu atau adanya bercak-bercak karatan. Warna pucat atau kelabu kebiru-kebiruan menunjukkan adanya pengaruh genangan air yang kuat, sehingga merupakan petunjuk adanya tanah berdrainase buruk.
Berdasarkan analisa yang dilakukan di laboratorium diperoleh nilai Bulk Density sebesar 1,37 g/cm3. nilai ini juga dapat menunjukkan bahwa tanah Entisol memiliki tekstur yang kasar. Nilai ini sesuai dengan kriteria yang dikemukakan oleh Hanafiah (2005) yang menyatakan bahwa tanah lapisan atas yang bertekstur liat dan berstruktur granuler mempunyai BI antara 1.0-1.3 g/cm-3, sedangkan yang bertekstur kasar berBI antara 1.3-1.8 g/cm-3. BI air= 1 g/cm3=1 ton/m3 (Hanafiah, 2005).
Berdasarkan analisis di laboratorium diperoleh nilai pH tanah Entisol adalah 6,38. Berdasarkan nilai tersebut tanah Entisol tergolong tanah yang memiliki tingkat kemasaman yang sedang. Hal ini sesuai dengan kriteria pH yang dikemukakan oleh Redaksi Agromedia (2008) yang menggolongkan reaksi tanah atas sangat asam sampai basa sangat kuat yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Reaksi Tanah Berdasarkan pH Tanah

Nilai pH Tanah Reaksi Tanah
< 4 Sangat asam
4,0-5,5 Asam kuat
5,5-6,5 Asam sedang
6,6-6,9 Asam ringan
7,0 Netral
7,1-7,5 Basa ringan
7,5-8,5 Basa sedang
8,5-9,0 Basa kuat
>9,0 Basa sangat kuat

Kadar bahan organik pada tanah Entisol adalah 0.5031. Nilai tersebut kurang dari 1 artinya harkat bahan organik pada tanah ini sangat rendah. Hal ini ditentukan berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Sutedjo (2002) dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2. Harkat Bahan Organik, C-Organik dan Nisbah C/N pada Tanah Mineral


Harkat Bahan Organik (%) C-Organik
(%) Nisbah C/N
Sangat tinggi > 6,0 > 3,50 > 25
Tinggi 4,3-6,0 2,51-3,50 1-25
Sedang 2,1-4,2 1.26-2,50 11-25
Rendah 1,0-20 0,60-1,25 8-10
Sangat rendah < 1,0 < 0,60 <8

Jumlah cacing tanah pada tanah Entisol ini cukup banyak. Hal ini dikarenakan kandungan bahan organik pada tanah ini cukup banyak, selain itu juga vegetasi disekitarnya cukup banyak. Kandungan bahan organik dan vegetasi menentukan keberadaan cacing tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur yang dikemukakan oleh Hakim, dkk, (1986) yang menyatakan bahwa tanah yang kaya kapur, kaya bahan organik akan mengandung cacing lebih banyak. Vegetasi juga mempengaruhi jumlah cacing dalam tanah.




KESIMPULAN DAN SARAN



Kesimpulan


1. Tekstur tanah Entisol adalah Lempung berliat
2. Struktur tanah Entisol adalah gumpal
3. Warna tanah Entisol adalah abu-abu kehitaman
4. Erosi di tanah Entisol tergolong masih kecil
5. Drainase di tanah Entisol adalah buruk
6. Nilai BD (Bulk Density) tanah Entisol adalah 1.37 g/cm3
7. Ph tanah Entisol 6.38
8. Kandungan bahan organik 0.5031
9. Jumlah cacing tanah 22/m2
10. Vegetasi di sekitarnya adalah kangkung, terong, pisang, kelapa, rumput-rumputan

Saran


Sebaiknya dalam menganalisa parameter percobaan ini dilakukan dengan lebih teliti dan hati-hati agar diperoleh hasil yang lebih akurat.




DAFTAR PUSTAKA



Buckman, H. O and Brady, N. C., 1982. Ilmu Tanah. Edisi ke-6. Terjemahan: S. Adisoemarto. UGM-Press, Yogyakarta.

Darmawijaya, M, I., 1992. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Foth, H. D., 1994. Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan: Adisoemarto. Erlangga, Jakarta.

Hakim, N; M. Y. Nyakpa; A. M. Lubis; S. G. Nugroho; M. R. Saul; M. A. Diha; G. B. Hong dan H. H. Bailey., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hardjowigeno, H. S., 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta

Redaksi Agromedia., 2007. Petunjuk Pemupukan. Cetakan ke-I. Agromedia Pustaka, Jakarta

Sarief, S., 1989. Fisika-Kimia Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Jakarta.

Sutedjo, M. M., 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.

Sutedjo, M.M dan A. G. Kartasepoetra., 2002. Ilmu Tanah Pertanian. Rineka Cipta, Jakarta.

siklus hidrologi

SIKLUS HIDROLOGI

Sekitar 396.000 kilometer kubik air masuk ke udara setiap tahun. Bagian yang terbesar sekitar 333.000 kilometer kubik – naik dari samudera. Tetapi sebanyak 62.000 kilometer kubik ditarik dari darat, menguap dari danau, sungai dan tanah lembab dan yang terpenting, dikeringkan dari permukaan daun tetumbuhan hidup. Proses ini disebut evapotranspirasi (evaporasi dan transpirasi). Dari air yang naik ke atmosfir, sebagian besar 296.000 kilometer kubik langsung jatuh kembali ke samudera.
Sebanyak 38.000 kilometer kubik lainnya jatuh ke tanah, tetapi mengalir ke sungai besar dan kecil dan dikembalikan ke samudera dalam hari, atau paling lambat dalam beberapa pekan. Sisanya yang sebanyak 62.000 kilometer kubik meresap ke dalam tanah dan tersedia untuk ikut ambil bagian dalam proses kehidupan tetumbuhan dan binatang.
Seluruh siklus air di bumi ini disebut siklus hidrologi. Siklus ini berimbang antara segala yang naik dan segala yang turun ke bumi, sebaliknya tidak berlaku untuk setiap daerah.


Ilmu Hidrologi, secara praktis dimulai tahun 1608, sejak Pierre Parrault melakukan pengukuran curah hujan dan run off selama 3 tahun di DAS Seine, di susul Edme Mariotte (1620) dan Edmund Halley (1656).
Secara umum HIDROLOGI adalah ilmu yang mempelajari masalah keberadaan air di bumi (siklus air) dan hidrologi memberikan alternatip bagi pengembangan sumberdaya air bagi pertanian dan industri.
Pada dasarnya analisis hidrologi mempunyai asumsi bahwa siklus hidrologi pada daerah pengamatan adalah suatu sistem, di mana terdapat input dan output system. Sistem dalam analisis hidrologi disebut water balance, keseimbangan air, neraca air (memperhitungkan inflow dan outflow). Keseimbangan air dalam siklus hidrologi tergantung pada daerah yang diamati sesuai dengan inflow dan outflow.
Siklus hidrologi merupakan konsep dasar tentang keseimbangan air secara global dan juga menunjukkan semua hal yang berhubungan dengan air. Siklus hidrologi tidak akan dapat berlangsung jika atmosfer tidak mempunyai kemampuan dalam menampung dan mengangkut uap air, karena itu keberadaan atmosfer sangat penting dalam proses distribusi air ke seluruh permukaan bumi.
Siklus hidrologi meliputi beberapa tahap utama, yaitu :
1. Penguapan air dari permukaan bumi baik yang berasal dari permukaan air, tanah, atau dari jaringan tumbuhan;
2. Kondensasi uap air pada lapisan troposfer, sehingga terbentuk awan;
3. Perpindahan awan mengikuti arah angin;
4. Presipitasi dalam bentuk cair (hujan) atau padat (salju dan kristal es) yang mengembalikan air dari atmosfer ke permukaan bumi;
5. Mengalirnya air mengikuti gaya gravitasi (dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah) baik dalam bentuk aliran permukaan maupun aliran bawah/tanah.
Selama berlangsungnya tahap-tahap utama dalam siklus hidrologi tersebut, proses penguapan dapat berlangsung terus. Selama air mengalir pada permukaan bumi, sebagian air menguap ke atmosfer sebelum sampai ke lautan. Sebagian air asal presipitasi merembes ke dalam tanah akan diserap tumbuhan kemudian diuapkan ke atmosfer melalui proses transpirasi [penguapan air oleh tanaman melalui celah mulut daun (stomata)].
Dalam perjalanan air menuju ke laut, tidak semua butiran air yang mengalir akan tiba di laut. Sebagian air hujan yang tiba ke permukaan tanah akah masuk ke dalam tanah sebagai infiltrasi dan kembali segera ke sungai-sungai. Meskipun demikian, sebagian besar akan tersimpan sebagai air tanah (groundwater) yang akan keluar sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama ke permukaan tanah di daerah yang lebih rendah. Dengan demikian, sungai akan mengumpulkan 3 jenis limpasan, yakni limpasan permukaan (surface runoff), aliran intra (interflow) dan limpasan air tanah (groundwater runoff).
Air presipitasi (hujan ) yang jatuh ke daratan yang tidak diuapkan kembali ke atmosfer, akan mengalir ke lautan, baik melalui aliran permukaan (sungai) maupun melalui aliran air di bawah permukaan (air tanah).
Evaporasi merupakan proses penguapan air yang berasal dari permukaan air atau tanah yang mengandung air. Sumber energi utama untuk eveporasi adalah radiasi matahari. Oleh sebab itu laju evaporasi tertinggi tercapai pada waktu tengah hari (solar moon).
Uap air yang dihasilkan melalui proses evapotranspirasi dari berbagai sumber di permukaan bumi akan bergerak ke lapisan atas troposfer menjadi awan. Awan yang terbentuk sebagai hasil dari kondensasi uap air akan terbawa oleh angin sehingga tersebar ke permukaan bumi. Jika butiran air atau kristal es tersebut mencapai ukuran besar, maka butiran air atau kristal es tersebut akan jatuh ke permukaan bumi. Proses jatuhnya butiran air atau kristal es ini disebut presipitasi.
Kondisi hidrologi suatu daerah ditentukan oleh faktor cuaca dan fisik, yang meliputi topografi, geologi dan tanaman. Disamping itu, aktivitas manusia akan mempengaruhi lingkungan alaminya, bahkan dapat merubah kesatimbangan dari siklus hidrologi, sebagai contoh penebangan hutan yang dapat menimbulkan banjir pada musim hujan dan kebakaran hutan pada musim kemarau, jumlah CO2
(karbon dioksida) di atmosfer menjadi naik.


Sirkulasi air yang berpola siklus itu tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
(1) Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.
(2) Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
(3) Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Hubungan aliran sungai dan air tanah
Pada lembah sungai yang cukup dalam sehingga muka freatik terpotong maka banyak mata air dan rembesan disepanjang alur sungai, untuk daerah yang airtanahnya dalam, keadaan ini tidak terjadi.
Memperhatikan kontinyuitas aliran dan kedudukan muka freatik ada
3 macam tipe aliran yaitu :
a) Efemeral,
b) Intermitten dan
c) Perenial.
Akibat siklus hidrologi, air hujan yang tidak sanggup lagi ditampung oleh tanah akan mengakibatkan run off. Proses yang berpengaruh terhadap pengubahan hujan menjadi runoff.
* Infiltrasi & Perlokasi
* Evapotranspirasi
* Penampungan air/aliran
* Perjalanan aliran atau pemindahan aliran

PEMBIAYAAN AGRIBISNIS

Sentuhan Emas

Seorang manajer diharapkan mempunyai sentuhan emas, dimana nantinya bila seorang manajer tidak mempunyai sethan ini akan mengakibatkan agribisnis mengalami kesulitan biaya yang besar. Ada tiga sumber yang dapat digali manager untuk memperoleh dana yang perlu guna mengoprasikan agribisnis:

1. investasi atau penanaman modal oleh para pemilik

2. peminjaman, dan

3. dana yang berasal dari laba penyusutan

telaah yang dilakukan orman dan Shea menunjukkan bahwa sumber utama dana agribisnis (lebih dari 50%) merupakan kekayaan bersih (net worth) perusahaan (modal sendiri).

Alasan Untuk Meningkatkan Sumber Daya Keuangan

Alasan terpentingnya adalah untuk memperbesar pendapatan dan laba dengan mengadakan bisnis tambahan.

Agribisnis membutuhkan kas sebagai modal kerja. Penggunaan yang paling penting atas sumber daya keuangan tambahan adalah untuk perluasan wilayah.

Menentukan Kapan Sumber Daya Keuangan Harus Ditingkatkan

Untuk menentukannya beberapa pertanyaan harus diajukan dan dijawab secara hati-hati, yaitu:

1. apakah tambahan dana benar-benar dibutuhkan dalam agribisnis?
2. mengapa tambahan dana diperlukan?
3. berapa tambahan pendapatan dana/labaa yang akan dihasilkan oleh tambahan dana?
4. kapan tambahan dana ini diperlukan?
5. untuk jangka waktu berapa lama tambahan dana ini diperlukan?
6. berapa banyak yang dibutuhkan dari penambahan sumber daya keuangan?
7. kapan tambahan dana ini dapat diperoleh?
8. berapa besar biaya yang akan timbul dari penambahan dana ini?
9. bila dana dipinjam, bagaimana hutang ini akan dibayar kembali?

Kembali Ke RAY WHYTH

Ray Whith adalah orang yang memulai usaha kontruksi bangunan untuk usaha tani ± 17 tahun yang lalu dengan $ 1.000 uang tunai hasil tabungannya ditambah $1.000 pinjaman dari bank. Tapi sekarang perusahaan Ray merupakan perseroan yang dimiliki terutama oleh anggota keluarganya.

Ray menganalisi sejmlah keunggulan. Analisis terhadap perusahaan kayu menunjukkan bahwa usaha itu dapat memperbesar perputaran.

JENIS-JENIS MODAL DAN PINJAMAN

Pada dasarnya ada empat jenis tipe modal:

1. pinjaman jangka pendek: 1 tahun atau kurang

2. pinjaman jangka menengah: 1-5 tahun

3. pinjaman jangka panjang: lebih dari 5 tahun

4. modal ekuitas: tidak dibatasi waktu

Pinjaman Jangka Pendek

Didefenisikan sebagai pinjaman yang akan jatuh tempo dalam satu tahun atau kurang, dan digunakan apabila kebutuhan akan dana tambahan bersifat sementara. Ciri pentingnya yaitu, sering mengawali reaksi berantai, diakhiri pelunasan.

Pinjaman Jangka Menengah

Biasanya digunakan untuk menyediakan modal dalam angka 1-5 tahun. Pinjaman seperti itu hampir selalu diamortisasi, artinya dicicil selama jangka waktu pinjaman.

Tujuannya adalah untuk menyediakan sumber modal agribisnis yang memungkinkan pertumbuhan atau modernisasi tanpa memaksa “pemilik” untuk melepaskan haknya untuk mengendalikan bisnis.

Pinjaman Jangka Panjang

Pinjaman jangka panjang mempunyai masa pakai lebih dari 5 tahun. Umumnya, pinjaman jangka panjang juga mematok sesuatu suku bunga atau tingkat pengembalian yang akan tetap berlaku untuk seluruh pinjaman.

Modal Ekuitas

Modal ekuitas dapat digunakan untuk keperluan yang sama seperti halnya dana yang dipinjam, tetapi ada perbedaan penting: modal ekuitas tidak dapat dibayar kembali.

Modal ekuitas bisa diperoleh dengan menanamkan kembali laba usaha atau dengan meminta para penanam modal agar mau menambah investasinya dalam bisnis.

BIAYA MODAL

Beberapa faktor lain mempengaruhi biaya bersih dari modal yang dipinjam:

1. persyaratan dan jangka waktu pelunasan pinjaman

2. pengendalian usaha yang tidak bebas; yaitu keharusan untuk menyediakan jaminan tertentu berupa saldo perkiraan, saham modal

3. jenjang tarif pajak penghasilan perusahaan

Jangka Waktu Pelunasan Pinjaman

Persyaratan dan jangka waktu pelunasan pinjaman mempengaruhi langsung suku bunga yang benar-benar dibayar.

Rumus untuk bunga sederhana ini adalah:

%bunga yang dibayar+jumlah pinjaman-suku bunga tahunan

Rumus pinjaman yang didiskontokan adalah sebagai berikut:

Jumlah pinjaman-jumlah bunga yang dibayar = jumlah modal yang tersedia

Rumus untuk mencari besarnya suku bunga yang sebenarnya pada pinjaman yang dicicil adalah sebagai berikut:

PST= 2xCxB

Hx(K+1)

Di mana PST = persentase suku bunga tahunan yang sebenarnya

C = berapa kali dilakukan cicilan dalam satu bulan

B = jumlah bunga yang dibayar dalam nilai uang

H = jumlah hutang pada awal peminjaman

K = berapa kali dilakukan penyicilan secara keseluruhan

Pembatasan Lain

Caranya berbeda-beda, ada yang mengharuskan penyerahan laporan keuangan bulanan hingga tahunan atau informasi keuangan lain.

Suku Bunga dan Pajak

satu hal yang sering diabaikan oleh para manager agribisnis adalah penurunan laba kena pajak sebesar bunga yang dibayar, karena bunga merupakan beban (expense) bisnis. Cara yang paling baik untuk mengetahuinya adalah dengan memperhatikan laba bersih setelah pajak, sebelum dan sesudah meminjam dari bank.

PRINSIP LEVERAGE ATAU PENGUNGKIT

Pengungkit atau leverage merupakan suatu konsep pembiayaan melalui hutang jangka panjang untuk menggantikan penahanan laba sebagai modal. Sebagai patokan dasar, agar dapat memperbesar laba, tingkat pengembalian modal agribisnis setelah pajak harus lebih tinggi dari pada biaya hutang setelah pajak.

PENENTUAN JUMLAH PINJAMAN YANG DIPERLUKAN AGRIBISNIS

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan apabila Ray menganalisis jumlah uang yang akan dipinjam. Dana pelunasan hutang dapat diperhitungkan setinggi mungkin jika:

1. tidak ada penanaman modal yang akan menarik diri dalam menghadapi masa sulit

2. rasio solvensi (rasio antar kekayaan bersih terhadap utang) cukup baik, atau jumlah modal kerja besar

3. banyak sekali aktiva tetap yang dapat dijual

4. resiko yang terkandung dalam aktiva yang dibeli kecil

BEBERAPA ALAT LAIN

Dua alat atau teknik lain memainkan peranan penting dalam pembiayaan perusahaan agribisnis, yakni anggaran kas dan laporan keuangan pro forma.

Anggaran Kas

Merupakan proyeksi atas pengeluaran dan penerimaan khas perusahaan untuk masa mendatang. Memperkirakan dana kas yang diperlukan untuk mengambil manfaat dari potongan tunai, untuk membiayai permintaan musiman, mengembangkan program peminjaman yang baik, untuk memperluas usaha, dan membuat rencana pelunasan hutang.

Laporan Keuangan Pro Forma

Laporan ini akan menggambarkan masa depan bisnis dan akan membantu manager dalam menilai kebutuhan keuangan bisnis selama dan pada akhir periode koperasi.

SUMBER-SUMBER KEUANGAN EKSTERNAL

Bank Komersial

Merupakan sumber utama dari dana pinjaman hampir semua agribisnis. Bank-bank ini menyediakan 80% dari dana pinjaman, kecuali kredit perdagangan.

Perusahaan Asuransi

Hampir semua perusahaan asuransi tertarik pada pinjaman jangka menengah dan jangka panjang untukpembelian aktiva tetap, seperti barang tidak bergerak

Lembaga Keuangan Komersial

Merupakan badan keuangan yang mengkhususkan aktivitasnya pada bidang pinjaman bisnis dan komersial. Lembaga ini lebih berani mengambil resiko ketimbang bank.

Faktor

Faktor merupakan sumber dana modal modal yang sangat khusus. Faktor membeli piutang usaha pada harga yang lebih murah dan memikul sendiri risiko terjadinya piutang yang tidak dapat ditagih.

Peminjaman oleh Koperasi

Koperasi agribisnis dapat meminjam dari bank koperasi yang merupakan bagian dari sistem kredit usaha tani.

Kredit Dagang

Salah satu sumber modal yang paling diabaikan adalah kredit yang diabaikan adalah kredit yang diberikan oleh pemasok usaha agribisnis.

Leasing atau Penyewaan

Leasing memberikan peluang bagi banyak perusahaan agribisnis untuk memperluas aktiva modalnya tanpa harus meminjam uang.

Sumber Modal Lainnya

Agribisnis dapat membuka banyak sumber modal lainnya, termasuk:

* Obligasi (bonds)
* Surat hutang (debentures)
* Wesel bayar (promissory notes)

MEMILIH BANKIR SECARA BIJAKSANA

Pemilihan bank sangat menentukan berhasil tidaknya perusahaan agribisnis. Bank yang tepat tidak hanya tidak hanya sekedar tempat untuk mendepositokan dana, mengeluarkan cek, dan tempat meminjam, tetapi jauh lebih dari itu.

Persyaratan Untuk Memilih Bank

1. apakah sikap bank terhadap agribisnis progresif?

2. apakah jenis kredit yang ditawarkan cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan agribisnis?

3. apakah bank cukup besar untuk memenuhi kbutuhan modal bisnis?

4. apakah bank mempunyai pegawai berbobot yang paham tentang agribinis?

5. apakah kebijakan manajemen bank sesuai dengan tujuan dan starategy agribisnis?

Bukti prestasi dari masa lalu, trend atau kecendrungan, dan rencana dimasa mendatang, semuanya merupakan bahan yang penting. Kembangkan informasi ini dan tata dalam cara sebagai berikut:

1. neraca dan perhitungan rugi-laba untuk sekurang-kurangnya tiga tahun terakhir

2. trend penjualan, beban, laba, dan sebagainya (rasio akan berguna disini)

3. penjelasan mengenai pasar (pelanggan), produk dan jasa, perbekalan

4. informasi mengenai modal kerja, umur piutang usaha, perputaran, persediaan barang, dan sebagainya (analisis rasio dan ROI bermanfaat)

5. referensi mengenai kredit dan watak, latar belakang tim manajemen

6. bukti mengenai rencana di masa mendatang; yaitu anggaran kas perluasan, laporan keuangan pro forma

7. riwayat hidup pribadi pemohon dan agribisnis

PEMBIAYAAN INTERNAL UNTUK AGRIBISNIS

Modal Ekuitas

Menunjukkan dana yang diperoleh perusahaan melalui laba yang ditahan, tambahan investasi oleh para pemilik, atau penambahan jumlah penanaman modal yang bersedia memikul resiko kerja.

Saham Biasa

Untuk perusahaan kecil, pada umumnya penjualan bagian saham bisa dilakukan kepada orang yang dikenal oleh pemilik yang ada sekarang.

Saham Prefen

Adalah saham yang didahulukan oleh perusahaan. Jika suatu perseroan dilikuidasi, para pemilik saham preferen akan memperoleh pengembalian hak miliknya terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa.

Pembiayaan Internal Lainnya

Persekutuan dapat mkemperoleh lebih banyak modal dengan menjual sebagian bisnisnya kepada pihak lain yang mau merisikokan uangnya dalam bisnis. Sekutu baru ini dapat merupakan sekutu biasa dan sekutu dalam.

KEMILAU YANG MENYILAUKAN

Manager agribisnis perlu mengetahui berbagai jenis pinjaman (kredit), biaya peminjaman, dan jangka waktu peminjaman yang diperlukan. Manager harus mengkaji semua sumber modal untuk menemukan apakah peminjaman, modal ekuitas, atau kombinasi tertentu merupakan terbaik untuk agribisnis yang sedang membutuhkannya.

Rabu, 15 Oktober 2008

COSS'05

COSS'05 merupakan singkatan COMMUNITY OF SOIL SCIENCE 2005
yang terbentuk pada tahun 2005 .... di FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU), MEDAN....

dibimbing oleh senior-senior galak tapi sejujurnya baek hati, yaitu angkatan 2002 ilmu tanah, FP, USU... tapi, kini kami juga dah punya adik-adik neh, yaitu angkatan 2008 ilmu tanah, FP, USU.... yang nantinya kami harapkan menjadi yang lebih baek n sukses nantinya....
oleh karena itu, kami juga nyebut COSS FAMILY....

pada awal COSS'05 masuk, berjumlah 50an.... dimana skarang jumlah itu smakin berkurang...
adapun yang masih utuh, yaitu:

DANIEL ***** dipanggi si Ndut
DEFANI ***** orangnya lembut
YOVITA ***** ketawa besar
RELIAMAN ***** dipanggil si toa, but smart
TOMMY ***** ahli komputer, spesialisasi virus
ALMINA ***** toke mas
FERI ***** glamor n asist lab
MILA ***** Ndut juga
ANTONIUS ***** gamer sejati
VANIA ***** biduan COSS'05
AGUS ***** jawa, tapi batak asli
EVA ***** crewet, tp baek
NOVA ***** pemalu
JOSEPH ***** full holy spirit
JAMALI ***** asst tergalak, tp sbenarnya baek
OLLAND ***** pendiam
PANDI ***** anak band yang suka blajar
FICO ***** calon dosen
DAYU ***** gonta-ganti rambut
IRZA ***** si hitam caberawit
WANDI ***** katanya mirip nidji
IRSAN ***** hoby senyum, tp suka emosi
SHANDY ***** pria sejati...auuuuuuuuu
TONY ***** simata sipit
LINDUNG ***** cowok metroseksual
BENLY ***** stylist...dia banget
SARMAN ***** perenang handal
YOGA***** bisnisman
NURY***** ?????
LENI****** bu tentor
CINTA***** hoby ngeduain
RAZID*****manager imabopast
CAULA***** bukannya cula ya...
HERBERT***** korlap inagurasi 2008
DIAN***** the mama
FEBY***** si bendahara

itu dia nama2 yang aktif ampe skarang, klo nama yang dah ga pernah muncul atau kadang2 muncul, yaitu:
DONNY ***** pindah ke UMSU
RUDY ***** pindah ke ILKOM USU
TAUPAN***** udah jadi pak polisi
YOHANNA ***** pindah ke jakarta, n si madam ndut...
MAROJAHAN***** pindah ke jakarta, katanya......
RADUMTA***** jadi bisnisman sejati di CNI
KIKI***** statusnya di medan, tp ga nampak
ELMIKA***** katanya jadi bidan kesehatan
PANDY YOEL***** angle, dan dipanggil preman amplas
APRIANI***** ga jelas juga dimana

ilmu tanah

Ilmu tanah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ilmu tanah adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk tanah. Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) and atmosfer. Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia.

Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.

Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swis yang bekerja di Amerika Serikat, dalam bukunya Factors of Soil Formation (1941) mengajukan konsep pembentukan tanah sebagai:

S = f(cl, o, r, p, t).

S adalah Soil (Tanah), cl = climate (iklim), o = organism, r = relief (topografi), p = parent material (bahan induk atau batuan), t = time (waktu).

about me....

name : daniel "sydney" simamora
TTL : medan, 16 agustus 1987